BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium, secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar
atau penyalur pesan. Beberapa tokoh mengemukakan beberapa pengertian media di antaranya adalah
:
a. Gagne
Media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
b. Briggs
Media adalah alat untuk memberikan perangsang
bagi siswa untuk belajar contoh : buku, kaset, film, dan film bingkai.
c. Anderson
Media pembelajaran adalah media yang
memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembangan
mata pelajaran dengan para siswa.
d. Sudarwan Danim
Media pengajaran sebagai seperangkat alat
bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.
Bila media adalah sumber
belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses
belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena
dalam kegiatan tersebut ke tidak jelasan
bahan yang di sampaikan dapat di bantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata.
Karena itu, tujuan pengajaran harus di jadikan sebagai pangkal acuan untuk
menggunakan media[1].
Adapun pengertian media dalam buku Pendidikan Kejuruan Media
adalah sarana penyampaian informasi yang harus di serap pihak yang belajar. Dimana
sarana penyampaian secara tradisional dalam proses belajar adalah kata-kata,
bentuk lisan yang di ucapkan pengajar, dalam hal ini media pun harus
menyesuaikan dengan pelajaran yang akan di sampaikan kepada peserta didik, yang
mana selama proses belajarnya bercorak linguistik. Jadi takaran suatu nilai
belajar, suatu media belajar harus di ukur berdasarkan sampai seberapa jauh
media tersebut menanggulangi masalah penerjemahan informasi, secara bersesuaian
dengan sasaran belajar[2].
B. Media Sebagai Alat Bantu
Media sebagai
alat bantu sebagai proses belajar-mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak
dapat di pungkiri karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu
tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di berikan oleh
guru kepada anak didik. Guru
sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk di cerna dan
di pahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau
kompleks.
Anak didik cepat
merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari, di sebabkan
penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu
sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan
yang diberikan guru simpang siur tidak ada fokus masalahnya. Hal ini tentu saja
harus dicarikan jalan keluarnya. Jika guru tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan
suatu bahan dengan baik, apa salahnya jika menghadirkan media sebagai alat
bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan
pengajaran.
Sebagai alat
bantu, media memiliki fungsi dalam melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pengajaran. Dengan bantuan media akan mempertinggi kegiatan belajar anak didik
dalam tenggang waktu yang lama. Dengan hal itu, akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih baik di banding tanpa bantuan media[3].
C. Media
Sebagai Sumber Belajar
Belajar
mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai
untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Sumber belajar yang di maksud adalah
segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran
terdapat atau asal untuk belajar seseorang[4].
Media memiliki hubungan erat dengan metode pembelajaran. Metode pembelajaran
adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan di laksanakan yang mana
di dalamnya terdapat media pembelajaran[5]. Media
sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan
audiovisual. Penggunaan ketiga sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi
harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan
kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya[6].
D. Macam-macam
Media
Media yang telah
dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari
itu. Klasifikasinya bisa di lihat dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan
serta cara pembuatanya.
1.
Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam:
A.
Media Auditif
Media yang
hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, casset recorder, piringan
hitam. .
B.
Media Visual
Media yang
hanya mengandalkan indra penglihatan seperti, gambar, papan tulis, peta, buku, slides.
C. Media
Audiovisual
Media yang
memiliki unsur suara dan unsur gambar seperti, proyektor film bersuara,
videorecorder, pesawat TV.
1.
Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi Dalam:
A.
Media dengan daya liput luas dan serentak
B.
Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
C.
Media untuk pengajaran individual
2.
Dilihat dari bahan pembuatanya, media dibagi dalam:
A.
Media sederhana
B.
Media kompleks
Dari
jenis-jenis dan karakteristik media yang telah di sebutkan, kiranya guru patut
mempertimbangkan media mana yang di anggap tepat untuk menunjang pencapaian
tujuan pengajaran itulah media yang seharusnya di pakai[7].
E. Ciri-Ciri
Media Pembelajaran
Ciri-ciri umum
Media Pembelajaran adalah :
a.
Media Pembelajaran identik
dengan alat peraga langsung dan tidak langsung
b.
Media Pembelajaran digunakan dalam proses komunikasi
c.
Media Pembelajaran merupakan alat efektif
d.
Media Pembelajaran sangat
berperan bagi kepentingan pendidikan.
e.
Media pembelajaran erat kaitannya dengan metode mengajar.
Adapun
ciri-ciri menurut beberapa pendapat yaitu menurut Gerlach & Ely (1971) yang
mengemukakan 3 ciri-ciri media yang merupakan alasan mengapa media digunakan.
Yaitu:
1.
Ciri fiksatif (fixative property)
Ciri ini
menggambarkan kemampuan merekam, menyimpulkan, melestarikan, dan mengkontruksi
suatu peristiwa atau obyek. Cara ini amat penting bagi guru karena
kejadian-kejdian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format
media yang ada dapat digunakan setip saat. Media yang dikmbangkan seperti
photography, video tape, audio tape, disket computer, dan film. Maka media ini
memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu
ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2.
Ciri Manipulatif (manipulative property)
Suatu kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat di sajikan kepada peserta didik dalam
waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar atau time-lapse
recording. Kemampuan media dari ciri manipulative memerlukan perhatian
sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali
urutan kejadian atau potongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula
kesalahan penafsiran yang tertentu saja akan membingungkan dan bahkan
menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
3.
Ciri Distributif (distributive property)
Ciri
distributif media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan
melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada peserta
didik dengan stimulas pengalaman yang relative sama mengenai kejadian ini.
Sekali informasi di rekam dlam format media apa saja, ia dapat diproduksi
seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsitensi informasi yang
telah drekam akan terjamin sama atau hamper sama dengan aslinya.
F. Prinsip-Prinsip
Pemilihan dan Penggunaan Media
Drs. Sudirman N (1999) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan
media pembelajaran yang di baginya ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:
·
Tujuan Pemilihan
·
Karakteristik media pengajaran
Setiap
media memiliki karakteristik tertentu, baik di lihat dari segi keampuhannya,
cara pembuatannya, maupun cara pengguannya
·
Alternatif pilihan
Dalam
menggunakan media hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip menurut Dr. Nana
Sudjana (1991 : 104 ) adalah :
-
Menentukan jenis media yang tepat
-
Menempatkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat
-
Menyajikan media dengan tepat
-
Memperlihatkan dan menempatkan media pada waktu, tempat, dan
situasi yang tepat
G. Dasar
pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Agar media pengajaran yang di pilih tepat, di samping memenuhi
prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang
perlu di perhatikan yaitu:
·
Faktor –faktor yang Perlu Diperhatikan dalam memilih Media
Pengajaran
a. Objektivitas, maksudnya adalah unsur Subjektivitas guru dalam memilih media
pembelajaran harus di hindari. Guru tidak boleh memilih media pembelajaran atas
dasar kesenangan pribadi.
b. Program Pengajaran,
dalam hal ini program pengajaran yang akan di sampaikan kepada anak didik harus
sesaui dengan kurikulum, isi, maupun strukturnya.
c. Sasaran Program, sasaran program yang di maksud adalah anak didik yang akan
menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.
d. Situasi dan Kondisi,
situasi dan kondisi yang di maksud adalah tempat atau ruangan yang di
pergunakan. Seperti, ukuran, perlengkapannya, ventilasinya. Situasi dan kondisi
anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi, dan
ghirahnya
e. Kualitas Teknik
f. Keefektifan dan Efesiensi Kegunaan
H. Pengembangan dan Pemanfaatan Media Sumber
Media pengajaran adalah suatu alat bantu yang tidak bernyawa. Alat
ini bersiat netral. Perananya akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya
dalam belajar mengajar. Media apa yang akan dimanfaatkan? kapan
pemanfaatanya? dimana pemanfaatanya? bagaimana cara pemanfaatanya? adalah
serentetan pertanyaan dalam pengembangan dan pemanfaatan media pengajaran dalam
proses belajar-mengajar.
Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai
beberapa fungsi. Nana Sudjana ( 1991 ) merumuskan fungsi media pengajaran
menjadi enam kategori, sebagai berikut :
-
Penggunaan media dalam
proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai
fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif
-
Penggunaan media pengajaran
merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti
bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus di kembangkan oleh
guru
-
Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaanya intergral dengan
tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (
pemanfaatan ) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
-
Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan,
dalam arti di gunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih
menarik perhatian siswa
-
Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa menangkap pengertian
yang di berikan guru.
-
Penggunaan media dalam pengajaran di utamakan untuk mempertinggi
mutu belajar mengajar. Mengguanakan media, hasil belajar yang di capai siswa
akan tehan lama diingatan siswa, sehingga memilki nilai tinggi
Kegagalan seorang guru dalam mengembangkan
media pengajaran akan terjadi jika penguasaan terhadap karakteristik media itu
sendiri sangat kurang. Pemanfaatan media dengan maksud mengulur-ulur waktu
tidak dibenarkan. Karena kegiatan belajar mengajar bukan hal itu. Semua itu
tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan pencapaian tujuan pengajaran.
Karena itu, pemanfaatan media hanya di haruskan dengan maksud untuk mencapai
tujuan pengajaran.
Tetapi pemanfaatan media pengajaran juga tidak
asal-asalan menurut keinginan guru, tidak berencana dan sistematik. Guru harus
memanfaatkannya menurut langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang
sistematik.
Manfaat menggunakan media dalam kegiatan
belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD, sangat penting. Sebab pada masa
ini siswa masih berfikir konkret, belum mampu berfikir abstrak. Kehadiran media
sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang
mampu dijelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media. Disini
nilai praktis media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar
BAB III
KESIMPULAN
Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang fikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa. Di samping itu, media bukan hanya sekedar sebagai alat bantu
mengajar, tetapi lebih merupakan alat bantu penyalur pesan kepada siswa dan
dengan media peranan guru akan berubah yang semula sebagai penyaji menjadi
sebagai pengelola kegiatan belajar.
Media
adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses
belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena
dalam kegiatan tersebut ke tidak jelasan
bahan yang di sampaikan dapat di bantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata.
Karena itu, tujuan pengajaran harus di jadikan sebagai pangkal acuan untuk
menggunakan media.
[1]Syaiful
Bahri djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka
Cipta 2010), hlm 120
[2]Helmut
Nolker & Eberhard Schoenfeldt, Pendidikan Kejuruan ( Pengajaran,
Kurikulum, Perencanaan ),
( Jakarta : PT Gramedia ), hlm 35
[5]
Suyono & Hariyanto, “Belajar dan PembelajaranTeori Dan Konsep Dasar”,
( Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2014 ) hlm 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar