Senin, 09 Januari 2017

Metode Pembelajaran PAI



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Beberapa tokoh mengemukakan beberapa pengertian media di antaranya adalah :
a. Gagne
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
b. Briggs
Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa untuk belajar contoh : buku, kaset, film, dan film bingkai.
c. Anderson
Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembangan mata pelajaran dengan para siswa.
d. Sudarwan Danim
Media pengajaran sebagai seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.
 Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan  manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ke tidak jelasan bahan yang di sampaikan dapat di bantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata. Karena itu, tujuan pengajaran harus di jadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media[1].
Adapun pengertian media dalam buku Pendidikan Kejuruan Media adalah sarana penyampaian informasi yang harus di serap pihak yang belajar. Dimana sarana penyampaian secara tradisional dalam proses belajar adalah kata-kata, bentuk lisan yang di ucapkan pengajar, dalam hal ini media pun harus menyesuaikan dengan pelajaran yang akan di sampaikan kepada peserta didik, yang mana selama proses belajarnya bercorak linguistik. Jadi takaran suatu nilai belajar, suatu media belajar harus di ukur berdasarkan sampai seberapa jauh media tersebut menanggulangi masalah penerjemahan informasi, secara bersesuaian dengan sasaran belajar[2].
B. Media Sebagai Alat Bantu
Media sebagai alat bantu sebagai proses belajar-mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat di pungkiri karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang di berikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk di cerna dan di pahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.
Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari, di sebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan guru simpang siur tidak ada fokus masalahnya. Hal ini tentu saja harus dicarikan jalan keluarnya. Jika guru tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu bahan dengan baik, apa salahnya jika menghadirkan media sebagai alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran.
Sebagai alat bantu, media memiliki fungsi dalam melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Dengan bantuan media akan mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang lama. Dengan hal itu, akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik di banding tanpa bantuan media[3].
C. Media Sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Sumber belajar yang di maksud adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang[4]. Media memiliki hubungan erat dengan metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan di laksanakan yang mana di dalamnya terdapat media pembelajaran[5]. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audiovisual. Penggunaan ketiga sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri dan sebagainya[6].
D. Macam-macam Media
Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa di lihat dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan serta cara pembuatanya.
1.    Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam:
A.  Media Auditif
Media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, casset recorder, piringan hitam. .
B.   Media Visual
Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan seperti, gambar, papan tulis, peta, buku, slides.
C. Media Audiovisual
Media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar seperti, proyektor film bersuara, videorecorder, pesawat TV.
1.    Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi Dalam:
A.  Media dengan daya liput luas dan serentak
B.   Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
C.   Media untuk pengajaran individual
2.    Dilihat dari bahan pembuatanya, media dibagi dalam:
A.  Media sederhana
B.   Media kompleks
Dari jenis-jenis dan karakteristik media yang telah di sebutkan, kiranya guru patut mempertimbangkan media mana yang di anggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan pengajaran itulah media yang seharusnya di pakai[7].

E. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri umum Media Pembelajaran adalah :
a.     Media Pembelajaran identik dengan alat peraga langsung dan tidak langsung
b.    Media Pembelajaran digunakan dalam proses komunikasi
c.     Media Pembelajaran merupakan alat efektif
d.    Media Pembelajaran sangat berperan bagi kepentingan pendidikan.
e.     Media pembelajaran erat kaitannya dengan metode mengajar.
Adapun ciri-ciri menurut beberapa pendapat yaitu menurut Gerlach & Ely (1971) yang mengemukakan 3 ciri-ciri media yang merupakan alasan mengapa media digunakan. Yaitu:
1.    Ciri fiksatif (fixative property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan merekam, menyimpulkan, melestarikan, dan mengkontruksi suatu peristiwa atau obyek. Cara ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejdian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setip saat. Media yang dikmbangkan seperti photography, video tape, audio tape, disket computer, dan film. Maka media ini memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2.    Ciri Manipulatif (manipulative property)
Suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat di sajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar atau time-lapse recording. Kemampuan media dari ciri manipulative memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau potongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tertentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
3.    Ciri Distributif (distributive property)
Ciri distributif media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada peserta didik dengan stimulas pengalaman yang relative sama mengenai kejadian ini. Sekali informasi di rekam dlam format media apa saja, ia dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsitensi informasi yang telah drekam akan terjamin sama atau hamper sama dengan aslinya.

F. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
Drs. Sudirman N (1999) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran yang di baginya ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:
·                Tujuan Pemilihan
·                Karakteristik media pengajaran
Setiap media memiliki karakteristik tertentu, baik di lihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara pengguannya
·                Alternatif pilihan
Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip menurut Dr. Nana Sudjana (1991 : 104 ) adalah :
-                 Menentukan jenis media yang tepat
-                 Menempatkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat
-                 Menyajikan media dengan tepat
-                 Memperlihatkan dan menempatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat

G. Dasar pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media
Agar media pengajaran yang di pilih tepat, di samping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu di perhatikan yaitu:
·                Faktor –faktor yang Perlu Diperhatikan dalam memilih Media Pengajaran
a. Objektivitas, maksudnya adalah unsur Subjektivitas guru dalam memilih media pembelajaran harus di hindari. Guru tidak boleh memilih media pembelajaran atas dasar kesenangan pribadi.
b.  Program Pengajaran, dalam hal ini program pengajaran yang akan di sampaikan kepada anak didik harus sesaui dengan kurikulum, isi, maupun strukturnya.
c. Sasaran Program, sasaran program yang di maksud adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.
d.  Situasi dan Kondisi, situasi dan kondisi yang di maksud adalah tempat atau ruangan yang di pergunakan. Seperti, ukuran, perlengkapannya, ventilasinya. Situasi dan kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi, dan ghirahnya
e. Kualitas Teknik
f. Keefektifan dan Efesiensi Kegunaan

H. Pengembangan dan Pemanfaatan Media Sumber
Media pengajaran adalah suatu alat bantu yang tidak bernyawa. Alat ini bersiat netral. Perananya akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya dalam belajar mengajar. Media apa yang akan dimanfaatkan? kapan pemanfaatanya? dimana pemanfaatanya? bagaimana cara pemanfaatanya? adalah serentetan pertanyaan dalam pengembangan dan pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar-mengajar.
Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi. Nana Sudjana ( 1991 ) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut :
-                  Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
-                  Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus di kembangkan oleh guru
-                 Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaanya intergral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan ( pemanfaatan ) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
-                 Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti di gunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa
-                 Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa menangkap pengertian yang di berikan guru.
-                 Penggunaan media dalam pengajaran di utamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Mengguanakan media, hasil belajar yang di capai siswa akan tehan lama diingatan siswa, sehingga memilki nilai tinggi
Kegagalan seorang guru dalam mengembangkan media pengajaran akan terjadi jika penguasaan terhadap karakteristik media itu sendiri sangat kurang. Pemanfaatan media dengan maksud mengulur-ulur waktu tidak dibenarkan. Karena kegiatan belajar mengajar bukan hal itu. Semua itu tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan pencapaian tujuan pengajaran. Karena itu, pemanfaatan media hanya di haruskan dengan maksud untuk mencapai tujuan pengajaran.
Tetapi pemanfaatan media pengajaran juga tidak asal-asalan menurut keinginan guru, tidak berencana dan sistematik. Guru harus memanfaatkannya menurut langkah-langkah tertentu, dengan perencanaan yang sistematik.
Manfaat menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD, sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berfikir konkret, belum mampu berfikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media. Disini nilai praktis media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar


BAB III
KESIMPULAN

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Di samping itu, media bukan hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi lebih merupakan alat bantu penyalur pesan kepada siswa dan dengan media peranan guru akan berubah yang semula sebagai penyaji menjadi sebagai pengelola kegiatan belajar.
Media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan  manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar-mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ke tidak jelasan bahan yang di sampaikan dapat di bantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata. Karena itu, tujuan pengajaran harus di jadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media.









[1]Syaiful Bahri djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta 2010), hlm 120
[2]Helmut Nolker & Eberhard Schoenfeldt, Pendidikan Kejuruan ( Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan ),
( Jakarta : PT Gramedia ), hlm 35
[3]Ibid, Syaiful Bahri, hlm 121- 122
[4]Ibid, Syaiful Bahri, hlm 122-124
[5] Suyono & Hariyanto, “Belajar dan PembelajaranTeori Dan Konsep Dasar”, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2014 ) hlm 19
[6]Ibid, Syaiful Bahri, hlm 122-124

[7]Ibid, Syaiful Bahri, hlm124-126

Tidak ada komentar:

Posting Komentar